top of page

Surat Kabar Pertama di Semarang

  • Writer: Museum Kota Lama
    Museum Kota Lama
  • Aug 11, 2023
  • 2 min read

Updated: Dec 30, 2023

1845 - 1850


ree

Samarangsch Advertentie-blad, edisi Sabtu, 5 Januari 1850.

Sumber: Pribadi


Surat kabar tertua yang terbit di Semarang adalah "Semarangsche Courant" milik pemerintah, yang pertama kali terbit pada tahun 1845, dan "Samarangsch Advertentieblad", yang merupakan salah satu surat kabar periklanan swasta yang terbit sebelum tahun 1850.


Informasi lebih lanjut tentang Pers & Surat Kabar di Semarang:

Semarangsche Advertentieblad diketahui dicetak di perusahaan Olifant & Co. Perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan yang bergerak di bidang percetakan di Jawa selain Landsdrukkerij di Batavia dan sebuah percetakan swasta di Surabaya. Bengkel Messrs. Olifant & Co cabang Semarang, adalah percetakan yang memasok surat kabar komersial atau berisi artikel periklanan di Semarang secara mingguan. Olifant & Co. utamanya bergerak dalam percetakkan buku bertemakan Seni dan Ilmu pengetahuan, dan berpusat di Surabaya.


Perlu diketahui bahwa surat kabar pada masa itu hanya dapat memuat iklan atau bergerak di bidang periklanan. Fenomena ini didasari pada ketatnya sensor pers oleh pemerintah pada masa itu, seakan takut dan membenci percetakan; dan pers sebagai musuh paling pahit bagi ketenangan dan kemakmuran Negara jajahan.



1857 - Oliphant & Co Semarang diakuisisi dan berpindah tangan menjadi kepemilikan G. C. T. van Dorp & Co, Boekhandel en Drukkerijen.


1863 - Semarangsch Handels Advertentieblad berubah menjadi De locomotief. Pemilihan nama tersebut berdasar pada ramainya khalayak memperbincangkan pembangunan jalur kereta api (Semarang-Vorstenlanden N.I.S. 1862) yang merupakan salah satu moda transportasi darat baru pada saat itu.


ree

"De Locomotief-Samarangsch Handels en Advertentie-blad, edisi 14 Juli 1865"


De Locomotief sampai pada tahun 1930-an memiliki sirkulasi yang luas, denga total surat kabar yang dicetak mencapai 3000-6000 eksemplar dalam satu tahun, kondisi semakin baik bagi De Locomotief di tahun 1940-an, dimana penjualan semakin meningkat dengan jumlah total selama satu tahunnya mencapai 6000-9000 eksemplar. Surat kabar ini mampu bertahan setelah penutupan paksa pasca pendudukan Jepang di Hindia Belanda, dan muncul kembali pada tahun 1947, sampai dengan tahun 1956, ketika surat kabar ini benar-benar ditutup.  


1924 - Muncul surat kabar lain yang cukup digemari oleh masyarakat Semarang dan masyarakat Hindia-Belanda secara luas, yakni Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie. Surat kabar kompetitor De Locomotief ini dicetak oleh N.V. Drukkerij Benjamins, dan umumnya selain berita memuat tentang iklan serta berita perdangangan. Aglemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie bertahan sampai pada tahun 1942, layakya produk cetak dan pers lain, ketika masa pendudukan Jepang.


ree

"Algemeen Handelsblad voor Nederlandsch-Indie, edisi 16 April 1924"

Sumber: delpher.nl




 
 

Recent Posts

See All

© 2035 by Joop. Powered and secured by Wix

bottom of page