Latar belakang perjanjian Mataram-VOC: Sekilas dinamika politik elit Jawa dan Intervensi VOC
- Museum Kota Lama
- Sep 2, 2023
- 3 min read
Updated: Sep 5, 2023
1677 - 1708

Serangan tak terduga dari Untung Surapati yang menewaskan Kapten Tack di Kartasura; Amangkurat II (kanan atas) diduga ikut dalam serangan/ ambush ini.
Sumber: Collectie Tropenmuseum Schildering voorstellende de moord op kapitein Tack in Kartasura. karya Tirto dari Grisek (1686).
Oktober 1677 & Januari 1678 - Ditandatangai perjanjian baru antara VOC-Mataram. Pada perjanjian tersebut VOC dijanjikan pendapatan dari pelabuhan-pelabuhan di pesisir sampai biaya dalam mendukung kampanye militer guna menghalau pergerakan Trunajaya dapat dilunasi. Selain itu VOC juga mendapatkan hak monopoli atas pembelian beras dan gula, hak monopoli atas impor tekstill dan candu (ophium), kebebasan dari pajak, serta penyerahan langsung wilayah Semarang dan pengakuan atas batas-batas Batavia yang menjangkau ke arah selatan sampai ke Samudra Hindia; sehingga seluruh dataran tinggi Priangan menjadi wilayah VOC.
1680 - Hubungan antara Amangkurat II dan VOC semakin memburuk. Pembayaran hutang yang seharusnya dibayarkan untuk biaya militer VOC tidak dibayarkan; pasokan beras, kayu dan gula terhambat; biaya garnisun VOC di istana tidak terpenuhi; perselisihan yurisdiksi dan batas wilayah muncul terkait penyerahan Semarang kepada VOC, sehingga VOC harus menunda pemindahan markas ke Semarang, dan sementara menggunakan Jepara sebagai markas pusat pesisir timur-utara Jawa.
1682 - VOC menghapuskan bunga dari hutang sang raja, dengan maksud untuk memotivasi Amangkurat II melunasi sebagian dari hutangnya yang telah mencapai 1.540.000 real (spanyol); atau lima kali lipat dari jumlah perkiraan total harta Mataram ketika masa pengambil-alihan kekuasaan oleh Trunajaya pada tahun 1677.
1686 - VOC menemukan surat-surat yang ditulis sebelumnya oleh Amangkurat II yang mengaitkan raja Mataram dengan Raja Sakti Minangkabau ( Yang Dipertuan Ahmad Syah bin Iskandar), untuk menjalin persekutuan bertumpu luas penentang VOC. Amangkurat II juga didapati mengirim surat ke Cirebon pada tahun 1686 dan ke Siam pada taun 1687, dan tampaknya juga berusaha menjalin kontak dengan Johor dan Palembang untuk memebentuk aliansi anti-VOC.
1703 - Amangkurat II menghembuskan nafas terakhir, takhta Mataram diwariskan ke putranya yakni Raden Mas Sutikna dengan gelar Amangkurat III. Namun, pada poros oposisi muncul Pangeran Puger, yang merupakan saudara dari Amangkurat II dan paman dari Amangkurat III yang juga turut serta dalam kontestasi takhta Mataram.
1704 - Pangeran Puger berkonflik dengan Amangkurat III yang akhirnya memaksa Pangeran Puger pergi ke Semarang untuk berusaha meyakinkan VOC sembari meminta bantuan dukungan militer untuk melawan Amangkurat III yang telah membentuk aliansi dengan musuh VOC; Untung Surapati. Pangeran Puger berdalih bahwa dialah penguasa sah tanah Jawa, dan masyarakat Jawa mendukung serta mengakui klaim tersebut.
Belanda yang saat itu sangat terpengaruh oleh Cakraningrat II dari Madura Barat; yang dianggap satu-satunya sekutu yang dapat diandalkan, mendukung klaim Pangeran Puger dan Cakraningrat II meyakinkan VOC bahwa Pangeran Puger mendapat dukungan mayoritas dari orang Jawa untuk menjadi penguasa. Bulan Juni 1704, VOC mendeklarasikan Pangeran Puger sebagai Susuhunan Pakubuwana I.
Oktober 1705 - Kontrak perjanjian baru antara Pakubuwana I dan VOC mencapai kesepakatan. Belanda menghapuskan akumulasi hutang dinasti Mataram yang menumpuk sampai tahun 1705 sebagai imbalan dari dikabulkannya konsesi-konsesi besar bagi VOC oleh Pakubuwana I. Konsesi-konsesi besar yang diberikan kepada VOC antara lain:
Pengakuan baru atas batas-batas wilayah Batavia sampai ke Priangan;
Deklarasi Cirebon sebagai protektorat (wilayah yang dikontrol VOC);
Pengambil-alihan wilayah timur Madura;
Konfirmasi kendali atau kontrol penuh VOC atas Semarang;
Hak untuk membangun benteng pertahanan di bagian mana pun dari Pulau Jawa;
Tidak ada lagi pembatasan jumlah dari pembelian komoditas beras;
Konfirmasi atas monopoli dari opium dan tekstil import;
800 koyan (sekitar 1300 ton metrik) beras gratis tahunan dalam kurun waktu 25 tahun;
Restorasi garnisun VOC atas biaya raja;
Pembatasan bagi orang-orang Jawa untuk berlayar lebih jauh ke timur dari Lombok, lebih jauh ke utara dari Kalimantan, atau lebih jauh ke barat dari Lampung (Sumatera Selatan).
1706 - Terjadi pertempuran antara VOC dengan aliansi Untung Surapati dan Amangkurat III, Untung Surapati gugur dalam pertempuran di Bangil.
1707 - Pasuruan berhasil dikuasi oleh VOC, Amangkurat III beserta putra Untung Surapati menyelamatkan diri ke Malang.
1708 - Amangkurat III akhirnya setuju untuk berunding dengan VOC, bersandar pada pengertian/ pemahaman atas janji VOC yang mengatakan bahwa Amangkurat III akan diizinkan untuk memerintah sebagaian wilayah Jawa dan tidak diharuskan untuk tunduk kepada Pakubuwono I. Akan tetapi, agaknya VOC lebih pandai berperang daripada menepati janji. Amangkurat III ditangkap dan diasingkan ke Ceylon sampai akhir hayatnya pada tahun 1734.