top of page

Botol Champagne

  • Writer: Museum Kota Lama
    Museum Kota Lama
  • Oct 8, 2023
  • 2 min read

Updated: Oct 15, 2023

Tarikh: Medio abad 19 Masehi


ree
Koleksi Botol Champagne berwarna Hijau Zaitun, diperkirakan dari tahun 1900-1920an. Sumber: Dokumentasi Museum.

Merupakan salah satu temuan dari ekskavasi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi D. I. Yogyakarta (BRIN) tahun 2014 di lokus Kawasan Kota Lama Semarang. Berdasarkan identifikasi yang telah ditempuh botol ini memiliki bagian-bagian yang utuh dengan dimensi panjang 30 cm; dan diameter bagian “lipping” 3 cm, serta terdapat cincin (finishing string) yang melingkar secara horizontal dengan tinggi kurang-lebih 1 cm dan memiliki diameter 3,8 cm. Sementara pada bagian leher berbentuk silindris; bulat dan pajang, dengan diameter 3,8 cm dan panjang/ tinggi bagian leher 12,5 cm. Bagian bahu botol secara vertikal berbentuk relatif landai dengan diameter bahu terlebar 9,24 cm. Bagian badan botol ini secara horizontal berbentuk membulat dengan diameter 9,56 cm, dan memiliki tinggi 17,5 cm. Pada bagian base atau tepian dasar terdapat fitur “kick-up” atau “push-up” yang cekung dengan kedalaman kurang-lebih 5,2 cm, selain itu juga terdapat mamelon atau tonjolan yang menjorok keluar.


ree
Cincin/ "Ring Seal" yang merupakan "String Finishing", fitur yang menunjukkan ke-khasan botol gaya sampanye. Sumber: Dokumentasi Museum.

Secara morfologinya, botol ini diduga kuat merupakan botol sampanye/ champagne atau lebih dikenal dengan istilah Champagne Style Bottle. Gaya botol sampanye merupakan salah satu botol minuman beralkhohol yang lazim dijumpai pada medio abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di situs - situs kolonial. Dugaan kuat tersebut berdasarkan ciri-ciri fisik dari botol dengan keberadaan string finishing dekat bibir botol sebagai penopang atau tempat untuk menempatkan cork/ gabus penutup, serta kick-up lengkap dengan mamelon dan ketebalan kaca pada bagian badan serta bahu yang sangat tebal; beberapa ciri tersebut sangat lekat dengan botol-botol yang digunakan sebagai kontainer dari minuman alkohol berkarbonasi seperti champagne dan bir.

ree
Ilustrasi komponen botol sampanye dan botol bir. Sumber: Petchey, Peter (2013). "The Ring Seal Beer/Champagne Bottle". Hlm. 7

Terkait dengan dating atau pentarikhannya, koleksi ini diduga kuat merupakan botol sampanye yang diproduksi di Perancis pada kisaran tahun 1900-1920an. Meskipun belum dapat diidentifikasi terkait merk dari produk yang dibotolkan pada koleksi ini, namun berdasarkan perbadingan dengan tipe-tipe botol yang lazim ditemukan di situs-situs pada pembabagan masa kolonial, diperkirakan memiliki kemiripan dengan botol sampanye dengan merk Pommard (1900-1905an), atau Moet et Chandon (sejak 1750-an hingga sekarang).



Keberadaan fitur "kick-up" dan mamelon pada bagian dasar, sedikit banyak mampu memberikan gambaran bahwa proses pembuatan botol ini menggunakan teknik free-blown atau tiup, dengan metode finishing menggunakan alat (tooled finihing) dan cetakan putar (turn-molded). Cincin/ Ring Seal di bawah bagian bibir botol tersebut mengindikasikan bahwa pada proses pembuatan diperkirakan dilakukan setelah proses pembuatan botol selesai menggunakan bahan yang sama dengan botol, serta merupakan fitur yang intact atau bukan merupakan penambahan secara terpisah menggunakan bahan tambahan.


Tooled Finishing

Tooled finishing, merupakan sebuah metode finishing dalam pembuatan botol yang biasanya dilakukan setelah teknik tiup/ free-blown ditempuh. Menyoal prosesnya, setelah pipa pembentuk udara dipindahkan dari leher botol, finishing dibentuk dan dibuat dengan halus serta presisi dengan memanaskan ulang bagian ujung leher (tanpa menambahkan bahan) dan diolah secara manual dengan menggunakan alat kompresi tangan untuk membentuk "lipping" atau "finishing".

ree

Mengenai teknis penggunaan dan pengaplikasian alat pembentuk finishing (ilustrasi di samping), antara lain:

Setelah proses pembentukan dengan teknik tiup dilengkapi dengan cetakan putar (turn-mold) telah selesai, alat ini akan dimasukkan ke dalam leher botol dan kemudian diputar (atau botol tersebut diputar dengan alat) sambil memeras rahang untuk membentuk penyelesaian sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Perlu dicatat bahwa bentuk penyelesaian alat ini mungkin telah digunakan untuk membentuk akhir dari penyelesaian yang sebelumnya sudah dibuat polanya denagan menggunakan tangan.


 
 
 

Comments


bottom of page