top of page

Pembangunan Prauwenhaven dalam pengembangan Pelabuhan Semarang

  • Writer: Museum Kota Lama
    Museum Kota Lama
  • Aug 1, 2023
  • 2 min read

Updated: Oct 22, 2023

1920


ree

Situation of Kali Baru Canal or Nieuwe Haven Kanaal, which connected Semarang Harbour to the city center (Europeesche Buurt)

Source: KITLV, ca.1900



Pada tahun 1870-an, Pelabuhan Semarang berkembang pesat dan menjadi pelabuhan yang fungsional. Selama tahun-tahun tersebut, Pelabuhan Semarang mengalami peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bongkar-muat barang. Prauwenhaven atau pelabuhan perahu (kapal kecil) dan kanal-kanal kecil dibangun untuk memungkinkan perahu-perahu tersebut dapat masuk ke arah hulu Sungai Semarang. Perencanaan pembangunan Prauwenhaven dimulai pada tahun 1910 dan selesai pada tahun 1920.


Informasi lebih lanjut:

Pada awal abad-19, pertumbuhan beberapa kota pelabuhan yang termasuk Semarang dikontrol secara penuh oleh bangsa Eropa. Selama beberapa dekade terakhir abad-19, beberapa pelabuhan lama mengalami revitalisasi dengan menambahkan sandaran kapal dan area bongkar muat yang lebih luas daripada sebelumnya. Pelabuhan Semarang yang semula pelabuhan muara sungai dari Kali Semarang kemudian diperbesar menjadi sekitar 3 kali lipat dengan cara pengerukan dan reklamasi. Kegiatan pengerukan endapan lumpur di hilir sungai dekat dengan pelabuhan terutama pada tahun 1900-an dilakukan secara masif dan berkala untuk menjaga kondisi kanal-kanal pelabuhan di Semarang tidak dangkal serta dapat dilewati oleh kapal-kapal dagang.

Sebagai fasilitas pendukung, Pemerintah Hindia Belanda juga terus melakukan revitalisasi dan pembangunan di wilayah pelabuhan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan dibangunnya Prauwenhaven atau pelabuhan perahu (kapal kecil). Rencana pembangunan tersebut dimulai pada tahun 1910 oleh Lamminga, seorang Kepala Insinyur yang mengurus pembangunan yang ada di Pelabuhan Semarang. Proyek tersebut perlu waktu yang cukup lama dan akhirnya selesai pada tahun 1920. Fungsi dari pembangunan pelabuhan perahu tersebut adalah untuk mempermudah perahu-perahu kecil untuk dapat mengakses Kanal Pelabuhan Baru (Nieuwe Haven Kanaal) yang telah dibangun sebelumnya. Selain itu proyek pengerukan lumpur, pembendungan dan reklamasi masih terus dilakukan hingga tahun 1922.

Kendatipun, pekerjaan-pekerjaan di wilayah Pelabuhan Semarang yang telah dilakukan oleh pihak Pemerintah Hindia Belanda cukup banyak namun masalah terkait pengendapan lumpur dan material yang terbawa oleh aliran Sungai Semarang sulit untuk diselesaikan. Pengerukan tanah memang sering dilakukan karena endapan lumpur yang masuk ke saluran kanal dan wilayah Pelabuhan Semarang cukup masif. Proses pengerukan tersebut tentunya membutuhkan biaya mahal terutama untuk pengoperasian alat keruk. Intensitas proyek pengerukan endapan lumpur lebih banyak dilakukan ketika kebijakan pembangunan wilayah Pelabuhan Semarang ditetapkan pada tahun 1900-an. Pengerukan endapan lumpur di saluran kanal setiap tahun dilaporkan oleh Komisi Pelabuhan Semarang (Semarang Zeehaven Commisie) dalam Verslag van De Semarang Zeehaven Commisie.







 
 

Recent Posts

See All

© 2035 by Joop. Powered and secured by Wix

bottom of page