Penutupan jalur trem dalam kota "Bodjong Express" milik SJS (Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij)
- Museum Kota Lama
- Jul 28, 2023
- 2 min read
Updated: Oct 24, 2023
1940

Stasiun Semarang Centraal Jurnatan; yang merupakan salah satu pos pemberhentian layanan tram uap kota "Bodjong Express"
Sumber: Gedenkboek der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij
Layanan jalur trem dalam kota S.J.S. (Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij), yang dikenal dengan nama Bodjong Express resmi ditutup. Tepatnya pada tanggal 1 Maret 1940, diadakan acara upacara selamatan dan perpisahan trem uap Bodjong Express yang diadakan di Stasiun S.J.S. Semarang Centraal, Djurnatan.
Layanan trem uap yang ditutup hanya layanan angkutan umum penumpang dengan rute dalam kota saja, sementara kereta barang dari Djurnatan menuju ke Poncol masih beroperasi seperti biasa. Dilansir dari De Avondpost, 31 Desember 1939- Art. 110, dengan tajuk "Dienst Wordt Spotgezet" (Layanan Ditutup), dijabarkan bahwa layanan kereta distribusi barang dari stasiun Djurnatan menuju Poncol dan sebaliknya akan dipertahankan dan tetap beroperasi sekitar empat sampai enam kali dalam satu hari.
Mengenai berapa lama jalur tersebut akan dipertahankan, agaknya masih menunggu hasil rundingan antara zustermaatschappijen SJS dengan pihak pemerintah dengan harapan pihak SJS akan membuat jalur baru. Sehingga jalur akan tetap dipertahankan untuk beroperasi sampai kurang lebih satu setengah tahun semenjak surat kabar tersebut beredar (1939) dan sampai hasil rundingan antara kedua belah pihak mencapai kesepakatan.
Peristiwa pada tahun sebelumnya:
1933 - Muncul rumor atau desas-desus yang beredar di masyarakat sebagaimana termuat dalam "Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indie, edisi 14 Juni 1933- Artikel 23" yang menyatakan bahwa layanan Bodjong Express (layanan tram uap dalam kota) di bawah direksi S.J.S. akan ditutup oleh pemerintah dan kontrak yang selesai pada 31 Desember 1933, tidak akan diperpanjang.
Rumor tersebut agaknya merupakan satu kebenaran, menjelang masa akhir kontrak layanan, jumlah pendapatan dari angkutan penumpang menurun drastis. SJS dan pemerintah kotapraja Semarang merasa tidak puas dengan pencapaian mesin lokomotif tua Bodjong-Express.
Selain itu alasan lain yang melatarbelakangi pertimbangan tersebut adalah: trem uap dirasa terlalu tua untuk beroperasi, dan kondisi jalur yang kurang baik di beberapa titik lokasi sepanjang rute trem. Serta banyak bermunculan keluhan masyarakat tentang kecelakaan yang disebabkan oleh trem; asap kotor dari tram uap; juga suara bising dari mesin uap. Secara bersamaan, di tahun yang sama, pemerintah mulai berencana untuk menganggarkan pengadaan untuk menyiapkan layanan bus kota.