Bandara Simongan menjadi bandara pertama di Semarang
- Museum Kota Lama
- Jul 30, 2023
- 2 min read
Updated: Sep 12, 2023
1928

Bandara Simongan menjadi bandara pertama di Semarang
Sumber: Wikimedia Commons, 1920-1932

Bandara Simongan terletak di antara Kali pancur dan Kembang Arum, berdasarkan peta Belanda tahun 1922-1923 yang berjudul "Djatibarang herzien door en Topografischen Dienst."
Sumber: "Djatibarang herzien door en Topografischen Dienst.", 1925
Bandara Simongan yang dibangun pada tahun 1928 oleh Koninklijke Nederlandssch-Indische Luchtvaart Maatschappij (KNILM) menandai dimulainya perkembangan penerbangan di Semarang. Pada saat itu, Bandara Simongan melayani penerbangan harian dari Batavia ke Semarang dengan menggunakan pesawat Fokkers F VII. Di bawah pengelolaan KNILM (Koninklijk Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij), jalur penerbangan pertama antara Batavia dan Simongan (Semarang) dibuka pada tahun 1928. Rute penerbangan diperpanjang ke Surabaya setahun kemudian, pada tanggal 1 November 1929.
Bandara Simongan terletak di sebelah barat Desa Kembang Arum (Kembangaroem) dan di sebelah utara Desa Kalipancur (Kalipantjoer). Pada peta Belanda tahun 1925 berjudul Djatibarang, yang dibuat oleh en Topograffischen Dienst pada tahun 1922-1923, teridentifikasi adanya landingsterrein voor vliegtuigen, atau secara harfiah berarti "tempat pendaratan pesawat". Kode legenda 110, Simongan vliegveld, menunjukkan Bandara Simongan pada peta Semarang tahun 1945 (bagian dari peta Rencana Kota-kota di Jawa).
Informasi lebih lanjut:
1927 – Pembangunan lalu lintas udara di Hindia Belanda berawal dari sebuah kerja sama antara presiden Nederlandsche Handel-Maatschappij, Dr. C.J.K. van Aalst dan komisaris Deli Maatschappij, E. Enthoven pada 25 April 1927. Kerja sama tersebut didukung oleh banyak perusahaan-perusahaan swasta di Hindia Belanda dan menanamkan modal mereka. Selanjutnya, negosiasi dilakukan dengan Menteri Kolonial Hindia Belanda untuk merealisasikan pembangunan tersebut. Kerja sama dengan Koninlijke Luchtvaart Maatschappij dilakukan serta melakukan penyusunan teknis-teknis pelaksanaan, anggaran dasar perusahaan, dan prinsip-prinsip keuangan perusahaan.
1928 – Perjanjian antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Koninlijke Luchtvaart Maatschappij disahkan pada 16 Juli 1928 yang kemudian membentuk sebuah perusahaan maskapai penerbangan Hindia Belanda yang bernama Koninlijke Nederlandsch-Indies Luchtvaart Maatschappij pada 24 Oktober 1928. Selain itu, Pemerintah Hindia Belanda juga ikut andil dalam urusan penerbangan ini, dengan membentuk Bureau Luchtvaart.
1 November 1928 – Pembangunan penerbangan udara sipil di Jawa yang disediakan oleh pihak militer Hindia Belanda kemudian dilakukan. lapangan terbang militer Andir (Bandung), Tjililitan (Batavia), dan Simongan (Semarang). Selain itu juga Panglima Angkatan Laut memberikan izin untuk pendaratan darurat di Pangkalan Udara Angkatan Laut di Morokrembangan (Surabaya) sebagai tambahan pendaratan pesawat amfibi dan penerbangan sipil. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh Departementen van Oorlog (Departemen Perang) dan Burgerlijke Openbare Werken (Departemen Pekerjaan Umum).
1940 – Bandara Simongan yang pada kala itu hanya sebagai bandara transit dari Batavia ke Surabaya kemudian tidak mampu melayani transit pesawat-pesawat besar karena letaknya yang berada di perbukitan. Pemerintah Hindia Belanda pun kemudian merencanakan pembangunan sebuah bandara sipil di wilayah dekat pantai di wilayah Kali Banteng. Pembangunan bandara tersebut telah selesai dari tahun 1939, namun belum diresmikan dan dibuka untuk penerbangan sipil. Pada tanggal 22 Januari 1940, uji coba penerbangan pertama dilakukan dengan menggunakan pesawat Fokkers dan berhasil. Peresmian Bandara Kali Banteng dicanangkan pada tanggal 1 Maret 1940 berdasarkan laporan dari koran Nieuws van Den Dag Voor Ned-Indie, edisi 10 Februari 1940 namun pelaksanaannya pada tanggal 12 Maret 1940 dengan sebuah acara pembukaan.